Cerita Dewasa Nikmatnya Tubuh Rina | 18 Tahun Plus - Cerita Dewasa Nikmatnya Tubuh Rina. Namaku Rio, aku berusia 28 tahun dan telah bekerja sebagai dokter di sebuah rumah sakit di Jakarta. Sekitar tahun 1998 aku berkenalan dengan seorang gadis bernama Rina di bengkel mobil XX (edited) di Jalan Prof. Dr. Soepomo, Tebet, Jakarta.
Awalnya, aku hendak menservis mobil kawanku di bengkel tersebut. Ketika sedang mendaftar, mataku tertuju pada sesosok tubuh wanita yang ternyata belakangan kuketahui bernama Rina, dan berprofesi sebagai Lady Service Advisor di bengkel tersebut. Kulitnya sawo matang, wajah cukup manis dan.., ini yang terutama mempunyai payudara dengan ukuran yang cukup besar (kutaksir sekitar 36B). Saat aku memandangnya, dia tanpa sengaja melihat pula ke arahku, kami beradu pandang, terasa ada sesuatu yang mengalir di dadaku, aku balas tersenyum padanya, dia tertunduk malu.
Sekitar 1 jam mobil kawanku selesai servis, kami membayar biayanya, saat di kasir ternyata Rina sedang duduk di sana, kami berpandangan lagi dan sekali lagi kuberikan senyumku yang (menurutku) cukup manis. Dan, my God dia balas tersenyum lagi.
Sesampai di rumah, dan setelah kawanku pulang, aku telepon bengkel tadi (nomernya kudapat dari kwitansi kawanku tadi), aku minta bicara dengan Rina.
“Halo, dengan siapa ini?”, demikian suara Rina di seberang sana. Ooh, sungguh seksi sekali suaranya.
“Dengan Rio di sini. Saya yang tadi servis mobil dengan kawan saya dan yang berpandangan dengan kamu tadi. Boleh saya berkenalan dengan kamu?”, tanya saya.
“Oh, Pak Rio. Iya saya ingat Pak. Ada keperluan apa Pak?”, tanya Rina.
Waduh ini cewek, bikin penasaranku makin menjadi aja pikirku.
“Saya ingin kenalan sama kamu, dan kalau mungkin saya berharap kita bisa ketemu lagi”, jawabku.
“Memangnya kenapa Bapak mau ketemu saya lagi?”, tanya Rina.
“Karena kamu cantik, dan saya tertarik sama kamu sejak pertama memandang kamu tadi”, kataku (biar aja sekalian ngomong to the point and ngegombal sekalian).
Rina tertawa kecil, “Bapak pintar ngerayu nih. Tapi hari ini saya tidak bisa, bagaimana kalau besok lusa Bapak temui saya sepulang kerja, di bengkel sekitar jam 18.00, Ok?”
“Ok deh”, jawab saya tanpa pikir panjang lagi.
Lusa, hari Rabu saya jemput Rina di bengkel sesuai janji kita, jam 18.00 tepat. Setelah say hello dan basa-basi sebentar, kita sudah meluncur di jalan raya.
“Mau ke mana kita?”, kata Rina.
“Kamu maunya ke mana?”, tanya saya.
Di luar dugaan Rina bilang kalau dia ingin sekali belajar mobil. So, kita meluncur ke parkir timur Senayan, tempat belajar mobil.
Sayapun bertukar duduk dengan Rina, kita mulai berputar-putar, tiba-tiba sebuah mobil yang juga sedang belajar mengerem mendadak di depan kami. Rina menginjak rem secara mendadak, mesin mobil mati. “Aduuh” pekik Rina. Dadanya terkena setir mobil. “Dada saya nyeri Rio” katanya. Akupun bertukar duduk lagi, dan menepikan mobilku. Kuperiksa dadanya.., dan entah bagaimana awalnya tanganku meremas payudaranya. Rina merintih, “Aahh, Rio” desahnya. Dan aku mendadak menjadi amat terangsang, kuciumi lehernya, dadanya, kutanggalkan branya, dan mataku terbeliak melihat payudara yang demikian besar menyembul dari bra Rina.
Aku makin “spanning”, kuciumi puting susunya, kuhisap, kugigit kecil, terus sampai ke perut dan pusarnya, sampai ciumanku terhalang oleh celana dalamnya. Kutarik celana dalamnya kebawah, kuciumi selangkangan, bibir vagina, clitoris dan bagian dalam vaginanya, bau khas menyeruak ke hidungku. Kurasakan basah liang vaginanya. Rina mendesah, “Ooohh.., teeruus sayangg.., kamu hebaat sekalii.., aahh teeruuss Franky..”, desah Rina. Aku menarik kepalaku, “Siapa Franky?” tanyaku. Tapi rupanya “foreplay” yang kulakukan sudah membuat Rina amat terangsang, terlebih ketika kuciumi belakang telinganya, Rina meronta, merintih, menggelinjang sambil tangannya membuka paksa kemeja dan celana jeans-ku (Ssstt, kemejaku sampai copot 2 kancingnya).
Karena kurang leluasa kami pindah ke jok belakang mobil, Rina merintih, “Rrriioo.., buka doong celana dalam kamuu.., Rina udah pengen banget niih.., ayoo sayaang”. Aku yang juga sudah klimaks sekali segera membuka celana dalamku, kuarahkan penisku yang sudah teramat tegang liang vagina milik Rina, kuturunkan perlahan-lahan, Rina tiba-tiba melingkarkan kedua kakinya di pinggangku dan menekannya ke bawah. Peniskupun amblas ke dalam vaginanya, “Bleess.., ampuunn nikmatnya”, kurasakan vagina Rina sudah demikian basahnya sehingga tak sulit untuk penisku keluar masuk berirama. Kurasakan sedotan jauh di dalam sana. Rina menggelinjang, meronta, menendang, dan akhirnya sambil menggigit kuat bahuku Rina mendesah panjang dan bersamaan kurasakan cairan membasahasi penisku jauh di dasar vagina Rina.
Rina tersenyum puas, “Kamu hebat Rio, punyamu jauh lebih hebat dari punya pacarku”. Oh, baru aku tahu kalau Franky itu adalah pacar Rina, but who cares? ceweknya yang mau kok. Aku yang belum ejakulasi lalu meminta Rina untuk “nungging” (susah juga nih dalam mobil). Kutusukkan kemaluanku, selangkanganku beradu dengan pantatnya, gerakan kami makin cepat, cepat, dan akhirnya aku tak tahan lagi, sambil mencengkeram kuat bahu dan rambut Rina kusemprotkan seluruh cairan maniku dalam vaginanya, “Creett.., creett..”, aahh enaknya. Setelah itu kami berbaring bertindihan, berciuman lama dan bernafsu sekali.
Sekitar jam 22.00 kuantar Rina pulang ke tempat kosnya di Kebon Kacang (dekat Plaza Indonesia). Diluar tempat kosnya kulihat seorang pria sedang duduk menunggu.
“Siapa Dia Rina?”, tanyaku.
“Itu dia Franky, cowokku”, jawab Rina tersenyum.
“Kamu begituan juga sama dia”, tanyaku.
“Iya, tapi punya dia nggak seenak punya kamu Rio. Baru 3 menit juga dia udah keluar Payah”, kata Rina.
“Dasar nakal kamu”, kata saya.
Kami berciuman dan Rinapun masuk rumah kosnya. Aku pulang dan dalam perjalanan aku tersenyum sendiri membayangkan pengalamanku barusan. Kasihan si Franky, tapi Rina memang nikmat.
Sekarang kudengar Rina sudah menikah dengan Franky (kata Kristine adiknya, yang bekerja di Wisma Nusantara). Kami masih “berhubungan” (tentunya sekarang ekstra hati-hati, karena ada si “bloon” Franky suami Rina).But no problem karena aku biasa hub. Rina dulu kalu mau ketemu di rumahnya di 471XX (edited)
Rina adalah wanita terhebat dalam bercinta di antara beberapa cewekku yang lain. Seksi, payudara besar, montok, liar di ranjang, dan vagina yang mengisap nikmat. Aku amat menikmati setiap jengkal tubuhnya.
Awalnya, aku hendak menservis mobil kawanku di bengkel tersebut. Ketika sedang mendaftar, mataku tertuju pada sesosok tubuh wanita yang ternyata belakangan kuketahui bernama Rina, dan berprofesi sebagai Lady Service Advisor di bengkel tersebut. Kulitnya sawo matang, wajah cukup manis dan.., ini yang terutama mempunyai payudara dengan ukuran yang cukup besar (kutaksir sekitar 36B). Saat aku memandangnya, dia tanpa sengaja melihat pula ke arahku, kami beradu pandang, terasa ada sesuatu yang mengalir di dadaku, aku balas tersenyum padanya, dia tertunduk malu.
Sekitar 1 jam mobil kawanku selesai servis, kami membayar biayanya, saat di kasir ternyata Rina sedang duduk di sana, kami berpandangan lagi dan sekali lagi kuberikan senyumku yang (menurutku) cukup manis. Dan, my God dia balas tersenyum lagi.
Sesampai di rumah, dan setelah kawanku pulang, aku telepon bengkel tadi (nomernya kudapat dari kwitansi kawanku tadi), aku minta bicara dengan Rina.
“Halo, dengan siapa ini?”, demikian suara Rina di seberang sana. Ooh, sungguh seksi sekali suaranya.
“Dengan Rio di sini. Saya yang tadi servis mobil dengan kawan saya dan yang berpandangan dengan kamu tadi. Boleh saya berkenalan dengan kamu?”, tanya saya.
“Oh, Pak Rio. Iya saya ingat Pak. Ada keperluan apa Pak?”, tanya Rina.
Waduh ini cewek, bikin penasaranku makin menjadi aja pikirku.
“Saya ingin kenalan sama kamu, dan kalau mungkin saya berharap kita bisa ketemu lagi”, jawabku.
“Memangnya kenapa Bapak mau ketemu saya lagi?”, tanya Rina.
“Karena kamu cantik, dan saya tertarik sama kamu sejak pertama memandang kamu tadi”, kataku (biar aja sekalian ngomong to the point and ngegombal sekalian).
Rina tertawa kecil, “Bapak pintar ngerayu nih. Tapi hari ini saya tidak bisa, bagaimana kalau besok lusa Bapak temui saya sepulang kerja, di bengkel sekitar jam 18.00, Ok?”
“Ok deh”, jawab saya tanpa pikir panjang lagi.
Lusa, hari Rabu saya jemput Rina di bengkel sesuai janji kita, jam 18.00 tepat. Setelah say hello dan basa-basi sebentar, kita sudah meluncur di jalan raya.
“Mau ke mana kita?”, kata Rina.
“Kamu maunya ke mana?”, tanya saya.
Di luar dugaan Rina bilang kalau dia ingin sekali belajar mobil. So, kita meluncur ke parkir timur Senayan, tempat belajar mobil.
Sayapun bertukar duduk dengan Rina, kita mulai berputar-putar, tiba-tiba sebuah mobil yang juga sedang belajar mengerem mendadak di depan kami. Rina menginjak rem secara mendadak, mesin mobil mati. “Aduuh” pekik Rina. Dadanya terkena setir mobil. “Dada saya nyeri Rio” katanya. Akupun bertukar duduk lagi, dan menepikan mobilku. Kuperiksa dadanya.., dan entah bagaimana awalnya tanganku meremas payudaranya. Rina merintih, “Aahh, Rio” desahnya. Dan aku mendadak menjadi amat terangsang, kuciumi lehernya, dadanya, kutanggalkan branya, dan mataku terbeliak melihat payudara yang demikian besar menyembul dari bra Rina.
Aku makin “spanning”, kuciumi puting susunya, kuhisap, kugigit kecil, terus sampai ke perut dan pusarnya, sampai ciumanku terhalang oleh celana dalamnya. Kutarik celana dalamnya kebawah, kuciumi selangkangan, bibir vagina, clitoris dan bagian dalam vaginanya, bau khas menyeruak ke hidungku. Kurasakan basah liang vaginanya. Rina mendesah, “Ooohh.., teeruus sayangg.., kamu hebaat sekalii.., aahh teeruuss Franky..”, desah Rina. Aku menarik kepalaku, “Siapa Franky?” tanyaku. Tapi rupanya “foreplay” yang kulakukan sudah membuat Rina amat terangsang, terlebih ketika kuciumi belakang telinganya, Rina meronta, merintih, menggelinjang sambil tangannya membuka paksa kemeja dan celana jeans-ku (Ssstt, kemejaku sampai copot 2 kancingnya).
Karena kurang leluasa kami pindah ke jok belakang mobil, Rina merintih, “Rrriioo.., buka doong celana dalam kamuu.., Rina udah pengen banget niih.., ayoo sayaang”. Aku yang juga sudah klimaks sekali segera membuka celana dalamku, kuarahkan penisku yang sudah teramat tegang liang vagina milik Rina, kuturunkan perlahan-lahan, Rina tiba-tiba melingkarkan kedua kakinya di pinggangku dan menekannya ke bawah. Peniskupun amblas ke dalam vaginanya, “Bleess.., ampuunn nikmatnya”, kurasakan vagina Rina sudah demikian basahnya sehingga tak sulit untuk penisku keluar masuk berirama. Kurasakan sedotan jauh di dalam sana. Rina menggelinjang, meronta, menendang, dan akhirnya sambil menggigit kuat bahuku Rina mendesah panjang dan bersamaan kurasakan cairan membasahasi penisku jauh di dasar vagina Rina.
Rina tersenyum puas, “Kamu hebat Rio, punyamu jauh lebih hebat dari punya pacarku”. Oh, baru aku tahu kalau Franky itu adalah pacar Rina, but who cares? ceweknya yang mau kok. Aku yang belum ejakulasi lalu meminta Rina untuk “nungging” (susah juga nih dalam mobil). Kutusukkan kemaluanku, selangkanganku beradu dengan pantatnya, gerakan kami makin cepat, cepat, dan akhirnya aku tak tahan lagi, sambil mencengkeram kuat bahu dan rambut Rina kusemprotkan seluruh cairan maniku dalam vaginanya, “Creett.., creett..”, aahh enaknya. Setelah itu kami berbaring bertindihan, berciuman lama dan bernafsu sekali.
Sekitar jam 22.00 kuantar Rina pulang ke tempat kosnya di Kebon Kacang (dekat Plaza Indonesia). Diluar tempat kosnya kulihat seorang pria sedang duduk menunggu.
“Siapa Dia Rina?”, tanyaku.
“Itu dia Franky, cowokku”, jawab Rina tersenyum.
“Kamu begituan juga sama dia”, tanyaku.
“Iya, tapi punya dia nggak seenak punya kamu Rio. Baru 3 menit juga dia udah keluar Payah”, kata Rina.
“Dasar nakal kamu”, kata saya.
Kami berciuman dan Rinapun masuk rumah kosnya. Aku pulang dan dalam perjalanan aku tersenyum sendiri membayangkan pengalamanku barusan. Kasihan si Franky, tapi Rina memang nikmat.
Sekarang kudengar Rina sudah menikah dengan Franky (kata Kristine adiknya, yang bekerja di Wisma Nusantara). Kami masih “berhubungan” (tentunya sekarang ekstra hati-hati, karena ada si “bloon” Franky suami Rina).But no problem karena aku biasa hub. Rina dulu kalu mau ketemu di rumahnya di 471XX (edited)
Rina adalah wanita terhebat dalam bercinta di antara beberapa cewekku yang lain. Seksi, payudara besar, montok, liar di ranjang, dan vagina yang mengisap nikmat. Aku amat menikmati setiap jengkal tubuhnya.
0 comments:
Post a Comment