18 TAHUN PLUS - Cerita Dewasa : Indahnya Belajar di Luar Negeri. Saat ini, umurku 21 tahun dan aku kuliah di luar negeri, tepatnya di Sydney, aku ambil gelar sarjana di sana. Aku sudah lebih dari 5 tahun di sana sampai saatnya terjadinya cerita ini. Namaku Thomas (nama samaran) dan aku punya teman perempuan yang namanya Rachel (bukan nama asli), dia adalah perempuan yang sering belajar bersama-sama denganku setiap kali aku ada masalah sama pelajaran di kuliah. Suatu malam dia datang ke rumahku, Rachel ini bukan orang Indonesia, dia ini campuran Hongkong dan Jepang, makanya lumayan cakap dan seksi. Tapi aku nggak ada pikiran macam-macam karena aku sadar ujian tengah semester tinggal seminggu lagi. Makanya aku cuekin aja dia, walaupun saat itu sedang belajar, dia lagi pakai baju tembus pandang, sehingga aku bisa lihat dadanya yang lumayan menggiurkan. Saat aku belajar itulah, muncul teman Rachel, namanya Michelle (bukan nama asli juga), dia ini satu kota denganku, aku ini dari Bandung, dia juga satu sekolah samaku cuma aku dulu nggak pernah kenal.
"Thomass... I lovvve ittt, babbyy", dia menjerit dan aku tahu kalau dia lagi klimaks karena vaginanya sedang kujilat dan saat itulah saat pertama aku rasakan cairan wanita yang asam-asam pahit tapi nikmat. Setelah dia klimaks, dia bilang dia capai tapi aku nggak peduli karena aku belum selesai dan aku bilang dalam bahasa Mandarin ke dia kalau aku belum puas, saat itulah permainan dilanjutkan. Dia mulai melakukan gaya anjing dan aku mulai memasukkan penisku ke pantatnya yang besar dan menggiurkan dan aku tarik dorong selama beberapa lama. Beberapa lama kemudian, aku bosan dengan gaya itu, dan kusuruh dia untuk berada di bawahku dan aku mulai memasukkan penisku ke dalam vaginanya yang ternyata sudah basah lagi. Itulah saat-saat kenapa aku sampai sekarang jadi senang sama perempuan Hongkong karena mereka selalu nggak pernah bisa puas sama seperti aku. Saat aku berada di atas Rachel, kujilati payudaranya yang memerah dan dia menjerit perlahan dan mendesah-desah di telingaku dan membuatku tambah bernafsu dan tanpa pikir panjang-panjang lagi, aku mulai menekannya dengan nafsu dan tentunya penisku sudah masuk ke dalam vaginanya yang sangat nikmat itu. "Ooohh nikmat sekali rasanya", dia juga menjerit "Ssshh", seperti ular yang sedang mendekati mangsanya.
10 menit kemudian, dia memelukku kuat-kuat dan aku bingung tapi aku juga mengalami perasaan yang aneh karena sepertinya ada yang mau keluar dari kemaluanku, "Thomass... aku mauuu keluaarrr" (aku terjemahkan kata-katanya ke dalam bahasa Indonesia karena saat itu dia bicara bahasa Mandarin ke aku) dan aku juga menjawabnya dengan bahasa yang sama "Rachell... kayaknya gueee jugaa maauu..." nggak sampai 2 atau 3 menit, badanku dan Rachel sama-sama bergetar hebat dan aku merasakan ada yang keluar dari penisku ke dalam vaginanya dan aku juga merasa ada yang membasahi penisku dengan amat sangat. Setelah itu, Rachel terdiam karena kelelahan dan aku mulai mencium-ciumi bibirnya yang kecil dan mukanya yang sedikit mirip dengan artis Hongkong Charlie Yeung. Aku mulai membelai-belai rambut panjangnya dan karena dia terlalu kelelahan dia tertidur pulas. Karena aku nggak mau mengganggu dia, aku keluar dari kamarnya dan kulihat di ruang TV, Michelle sedang mengusap-usap clitorisnya sambil menonton Video CD tadi dan aku hampiri dia dan dia jadi kaget, "Ngapain loe..." dia berbicara kepadaku. "Si Rachel loe apain tuch... teriakannya sampai kemari." Terus aku berkata ke dia, "Michelle.. kemari dech aku mau bilang sesuatu ke dia!" dia mengikutiku ke sudut ruangan dan dia bersandar di dekat tembok karena dia mau tahu aku mau ngapain.
"Ada apa si Thom?" tanpa banyak omong, aku mulai mendekati vaginanya yang saat itu memang dia nggak pakai CD, cuma celana pendek saja dan aku bilang ke dia, "Loe nggak pakai CD?" Terus dia bilang, "Lagi kucuci semua makanya aku nggak pakai." Ada-ada saja pikirku tapi ini merupakan suatu kesempatan. Setelah dia berbicara, aku mengelus sekitar vaginanya dengan penuh kelembutan, terang saja dia mendesah hebat "Thomm... ooohh... kamu benar-benar hebattt... asal loe tahu aja sebenarnya aku suka sama loe sejak dulu.. cuma loe lengket sama Rachel aja, makanya aku nggak berani dekat dekat... oohh." Saat inilah kumulai membuka celanaku dan dia mulai memegang penisku dan mengkocok-kocok dengan hebatnya dan membuat penisku bangun lagi dari tidurnya dan tanpa pikir panjang, di tempat itu juga, aku tabrak vaginanya dengan penisku yang sudah tegang dan kugoyang-goyang vaginanya dengan perlahan-lahan. Dia memang menjerit pertamanya karena menahan rasa sakit dan saat kulihat ke bawah, lantai penuh dengan darah perawannya dan dia langsung ngomong sama aku, "Sebagai rasa cintaku sama kamu, aku persembahkan keperawananku buat kamu... kamu bisa lihat ke lantai sebagai bukti." Aku nggak berbicara apa-apa cuma bilang "I love you" saja sebelum kucium mulutnya. Setelah beberapa lama, rupanya dia nggak merasa sakit lagi dan berubah menjadi rasa nikmat "Ahh... ooohh..." kami berteriak bersahut-sahutan karena sedang sama-sama merasakan kenikmatan ini.
5 menit kemudian aku mulai menghisap vaginanya dan clitorisnya sampai dia benar-benar mau klimaks dan setelah dia bilang dia mau klimaks, aku merubah posisi dan kusuruh dia tiduran di lantai dan setelah dia tidur di lantai, kumasukan penisku ke dalam vaginanya dan blesss... dia sekarang nggak merasa sakit rupanya. Setelah beberapa lama, aku sepertinya mau keluar dan karena aku nggak bisa tahan kenikmatan ini makanya aku langsung saja, croottt... crottt... sampai beberapa kali dan setelah aku selesai Michelle gantian memelukku dengan eratnya dan dia berteriak "Masss... gueee keeelurrr ooohh", dia bergetar hebat dan setelah itu dia mencium bibirku dan melumat habis bibirku dan setelah dia kecapaian dia juga ketiduran. Itulah ceritku pengalaman pertama di Sydney yang membawa malapetaka. Karena setelah peristiwa itu, Rachel dan Michelle hamil karenaku. Orang tuaku sedih sekali sampai nggak mau mengakui aku sebagai anaknya tapi aku juga nggak punya pilihan lain, karena aku juga didesak oleh Michelle dan Rachel untuk bertanggung jawab. Walaupun aku malu dan terpaksa putus sekolah, aku akhirnya menikah dengan Rachel dan Michelle di sebuah gereja di Sydney dan kami bertiga pindah ke kota kecil di dekat Sydney dan aku nggak bisa kasih tahu nama kota itu. Sekarang aku sudah punya 1 anak perempuan dari Rachel yang cantik dan juga anak perempuan dari Michelle yang lumayan cantik juga. Itulah cerita tragediku yang lumayan hitam. Bye... maafkan aku semuanya.
0 comments:
Post a Comment