[Cerita Dewasa] Akibat Melawan Pacar

Posted by semua tentang foto bugil video bokep gambar telanjang dan cerita seks ada disini on Sunday, December 16, 2012

18 TAHUN PLUS - [Cerita Dewasa] Akibat Melawan Pacar. Nama gue Tari. Ini adalah cerita tentang kehidupan seks gue yang lain. Dalam cerita yang lainnya gue pernah bercerita ketika gue ML dengan cowok gue, selingkuhan gue, dan teman gue sekaligus. Saat itu sensasinya memang luar biasa, tapi sejak itu gue gak mau lagi melakukan dengan banyak orang dan dengan orang lain kecuali Adit pacar gue.

[Cerita Dewasa] Akibat Melawan Pacar
Cerita ini dimulai ketika gue mulai bandel untuk melawan aturan yang diberikan Adit ke gue. Jujur aja sebenernya aturan yang Adit kasih ke gue gak banyak, dia hanya minta gue untuk balik ke kosan jam 10 malem. Sisanya gue bebas mau pergi kemana aja dan sama siapa aja Adit gak pernah rewel. Tapi entah kenapa akhir-akhir ini gue lagi seneng ngebantah apa yang Adit bilang ke gue. Termasuk soal aturan jam 10 malam yang dia bikin dengan alasan sudah kelewat malam buat cewek, atau kalau ada apa-apa gimana? Gue sendiri ngerasa kalau alasan dia hanya dibuat-buat. Karena gue sendiri merasa kalau gue mampu untuk menjaga diri gue.

Suatu malam gue balik jam setengah dua belas malam. Gue dan teman-teman gue habis selesai nonton bareng di daerah Sukajadi, Bandung. Sebenarnya saat itu Adit sudah ngingetin gue untuk gak pulang malam. Tapi memang dasarnya gue lagi seneng memberontak akhirnya gue cuekin aja apa yang Adit bilang. Karena gue anggap Adit hanya ngingetin aja, toh biasanya dia marah-marah dan kali itu dia gak marah. Mungkin dia udah capek juga marahin gue. Dari jalan raya sampe ke kosan gue emang cukup jauh, apalagi jalan yang harus ditempuh bisa dibilang cukup gelap. Tapi karena gue sendiri udah biasa lewatin jalan itu, gue gak pernah takut lagi.

Sampai akhirnya gue tiba di jalan yang memang cukup gelap dibanding jalan-jalan lainnya. Kira-kira 50 meter sebelum kosan gue. Tiba-tiba badan gue ada yang mendekap dari belakang dan mulut gue disekap dengan tangan yang cukup besar bagi gue. Dekapan itu cukup kencang begitu juga sekapan di mulut gue. Itu membuat gue gak bisa bergerak dan berteriak minta tolong. Jujur aja gue kaget karena hal itu terjadi mendadak. Gak lama berselang di depan gue udah berdiri seorang laki-laki dengan badan yang tinggi dan besar. Kira-kira tingginya 180 – 185 cm dengan perawakan yang cukup besar dan berotot. Kulit hitam, rambut cepak, dengan bulu-bulu ditangannya dan kumis diatas bibirnya. Cukup membuat gue takut saat itu, dan gue yakin siapapun pasti gak akan mau berpandangan mata sama itu orang lama-lama. Orang itu menodongkan pisau ke arah gue.

“Gak usah berontak. Gak usah teriak. Jadi kami gak pake kekerasan.” Katanya sambil tetap mengarahkan pisaunya ke depan muka gue.

“Lu hanya harus bertindak wajar. Dan tetap berjalan ke arah kosan lu. Kita akan ikutin lu sampe kosan lu. Ngerti?” Tanyanya.

Gue hanya bisa mengeluarkan suara gumaman tanda setuju karena mulut gue disekap oleh temannya. Akhirnya setelah melihat keadaan memungkinkan dan merasa gue gak akan berontak akhirnya orang itu ngelepasin gue. Orang yang tadi ngedekap gue akhirnya bisa gue lihat setelah dia berada di hadapan gue. Kalau dilihat sebenarnya perawakannya cukup mirip. Hanya saja yang satu ini lebih pendek. Badannya kekar dan berotot, kulitnya gelap, tanpa kumis, rambut cepak. Akhirnya merka memaksa gue untuk jalan menuju ke arah kosan gue. Saat itu gue gak berani ngomong karena memang kedua orang tersebut menyeramkan. Ditambah mereka megang senjata, jadi gue rasa akan sia-sia kalo gue ngelawan atau teriak. Gue hanya berpikir mereka akan ngerampok gue. Mereka akan menguras habis isi kamar gue yang memang diisi oleh barang-barang elektronik yang berharga lumayan kalau dijual lagi.

Sesampainya di kosan gue lihat keadaan kosan sudah sepi sekali. Wajar saja karena waktu itu sudah mendekati tengah malam dan saat itu bukanlah malam libur. Jadi teman-teman gue pastinya udah istirahat dikamarnya masing-masing karena besok harus beraktifitas lagi. Hanya gue aja yang masih diluar dan sekarang ditemani dua perampok yang akan segera menguras isi kamar gue. Gue sendiri gak tahu mereka dapat info dari mana tentang isi kamar gue. Yang jelas sebenarnya kosan gue sangat tertutup letaknya. Sehingga jika ada orang asing atau bukan penghuni kosan mondar-mandir di lingkungan kosan akan sangat mencurigakan. Setelah sampai di depan kamar gue orang yang tinggi tadi meminta gue untuk segera membuka pintu kamar. Dia melakukan dengan gerakan isyarat dan tanpa bersuara, karena mungkin tidak ingin keberadaannya diketahui oleh penduduk kosan. Gue ikutin perintah dia dengan hati-hati, karena gue juga takut kalau gue berisik dia akan berbuat mencelakai gue.Setelah sampai di dalam orang yang badanya lebih tinggi berkata ke temannya.

“Tono, liat keadaan abis itu masuk kunci pintunya” Oh ternyata yang badanya lebih pendek bernama Tono pikir gue.

“Oke bos” begitu panggilnya pada orang yang berbadan lebih tinggi.

Tono celingukan di depan kamar gue sambil matanya memandang tajam dan memperhatikan sekeliling dengan teliti. Setelah itu dia masuk dan mengunci kamar gue. Lalu si bos mulai berjalan ke arah gue dan menyuruh gue untuk tetap diam. Karena kalau sampe gue berisik maka dia akan melukai gue. Gue sendiri sebenernya ketawa dalam hati, karena menganggap orang itu bego. Soalnya kamar kosan gue emang agak kedap suara. Jagi gue nyetel musik agak keras pun gak akan terdengar jelas diluar, apalagi gue teriak. Setelah itu gue memberanikan diri untuk ngomong.

“Abang-abang ini mau apa? Udah ambil aja apa yang mau. Tapi jangan bikin saya celaka ya” gue memohon kepada mereka. Karena memang suasananya cukup menakutkan bagi gue sehingga memaksa gue harus memohon.

Walaupun barang-barang itu gue beli dengan susah payah tapi gue pikir lebih baik mereka ambil itu semua daripada gue dicelakain.

“Siapa yang mau ambil barang-barang lu? Hahaha... Kita cuma mau barang lu” si bos berkata sambil menunjuk bagian selangkangan gue. Saat itu gue kaget setengah mati. Gue baru sadar kalo gue dihadapkan dengan dua orang pemerkosa bukan perampok.

“Ya ampun. Mati nih gue” dalam hati gue.

Tiba-tiba Tono menyergap dari belakang. Dia megangin gue dengan erat sedangkan Bos membuka kemeja yang gue pake dengan kasar. Kancing-kancing kemeja berjatuhan akibat putus dari kemeja. Setelah itu Bos dengan sigap memelorotkan rok yang gue pake. Dalam sekejap gue tinggal memakai bra dan cd. Gue panik banget. Apalagi Tono megangin gue dengan tetap mengacungkan pisau ke arah gue. Membuat gue semakin takut. Gue pun memohon supaya mereka menghentikan apa yang mereka perbuat. Gue persilahkan mereka mengambil semua barang-barang elektronik punya gue yang berharga asal jangan perkosa gue. Tapi itu gak membuat mereka berhenti, karena dari awal memang mereka mau merkosa gue. Setelah badan gue tinggal tertutup bra dan cd mereka tertawa dengan kerasnya.

“hahaha... wwuiiihhh mantep bener badannya. Padat berisi tar kita coba goyangannya” teriak Bos dan disambut oleh Tono dengan anggukan setuju.

Tak lama kemudian Tono dengan liar merobek bra yang masih menempel menutupi kedua toket gue. Dan Bos di saat bersamaan merobek cd gue, yang membuat badan gue tanpa sehelai benang pun sekarang. Refleks gue untuk nutupin daerah pribadi gue ditepis oleh tangan-tangan kekar mereka. Dan langsung menghempaskan badan gue ke tempat tidur dengan kasar. Setelah itu gue lihat mereka mulai membuka baju mereka masing-masing. Gue liat kontol keduanya sudah berdiri dengan tegak. Dan gue kaget campur ngeri setelah gue ngeliat kontol keduanya berukuran besar-besar. Punya Bos kira-kira sama dengan punya Adit sekitar 18 cm panjangnya dan diameternya sekitar 4 cm. Sedangkan punya Tono lebih gila lagi. Gue kira-kira panjangnya sampe 20cm dengan diameter 5 cm. Kontol mereka terlihat kekar dan berurat serta berwarna hitam mengkilap. Biji mereka menggantung cukup besar dibawah pangkal kontolnya dan diatas pangkal kontol mereka ditumbuhi bulu-bulu. Belom sempat gue sadar dari kaget gue mereka berdua udah ngarahin kontol mereka ke mulut gue. Dan menjambak rambut gue dan menariknya ke arah kontol mereka.

“Ayo sepongin kita!” teriak Tono. Gue agak ragu untuk memulainya, karena mereka sangat mengerikan dan gue gak bisa ngebayangin aja dientot sama mereka.

Karena takut mereka akan makin kasar akhirnya gue mulai untuk nyepongin mereka. Gue mulai dari punya Bos karena menurut gue besarnya sama dengan punya Adit jadi gue udah terbiasa. Sambil gue nyepongin kontolnya Bos, tangan gue ngocokin kontolnya Tono.

“Aarrrrggghh enak banget sepongan lu. Gak salah emang.”
“Iyaaa Boss... Kocokan juga ajiib banget” Gue terusin sepongin kontolnya Bos dan ngocokin kontol Tono. Gak lama berselang Bos menarik kontolnya dari mulut gue dan Tono langsung aja nyodorin kontolnya di mulut gue. Kontol Tono terasa penuh di mulut gue, soalnya ukuran kontol Tono memang lebih besar dibanding punya Bos. Gue liat Tono mengerang sampai mangap-mangap mulutnya, karena keenakan kontolnya gue sepongin. Sementara itu ternyata Bos udah siap diselangkangan gue, karena gak lama kedua kaki gue direnggangkan dengan paksa dan kasar. Baru aja dibuka lidah Bos langsung aja bergerilya di sekitar memek gue yang baru aja gue cukur.

“Wah legit banget nih memek.” sambil menjilat memek gue.Gue yang saat itu lagi nyepongin kontol Tono kaget, karena rangsangan di memek gue datang tiba-tiba.

Jilatan Bos di memek gue ditambah dengan kumisnya membuat sensasi tersendiri. Saat itu juga pertahanan gue melemah. Gue menikmati jilatan dari Bos, yang berakibat gue juga menikmati nyepongin kontol Tono. Erangan-erangan dan desahan sudah mulai keluar dari mulut gue. Itu justru membuat mereka tertawa lepas karena merasa sudah bisa naklukin gue. Setelah itu Tono mencabut kontolnya dari mulut gue dan mulai bergerilya di daerah toket gue.

“Wah ini susunya mantep banget Bos. Gue sikat ya.” tanpa menunggu persetujuan dari Bos yang sedang asik jilatin memek gue, Tono pun langsung meremas-remas kedua toket gue ditambah dengan jilata-jilatan dan sedikit gigitan di puting toket gue. Gue yang udah kerangsang banget justru menyodorkan toket gue ke mulutnya.

“hmmm... kayaknya udah mulai enjoy dia bos. Hahaha.” Tono tetap asik dengan kedua toket gue sementara itu gue ngerasain Bos udah nggak ngejilatin memek gue lagi. Ternyata dia udah siap dengan posisinya, gak lama dia menempelkan kontolnya di memek gue dan kemudian langsung menghujamkan kedalam.

“Aaarrghhh.” aku mengerang. Untungnya memek gue sudah basah karena dijilatin oleh Bos tadi, sehingga dorongan kasarnya terasa nikmat luar biasa di memek gue. Gak menunggu lama Bos langsung menggoyangkan kontolnya keluar masuk di memekku. Makin lama makin cepat dan itu membuat gue orgasme. Setelah tau gue dah orgasme dia minta gue untuk nungging gaya doggy style, gue menuruti kemaunya. Setelah gue nungging gue ngerasain seperti ada yang ngebasahin lubang pantat gue, setelah gue liat ternyata Bos sedang menuangkan minyak (yang gue gak tau itu apa) ke lubang pantat gue. Lalu dia mengusapkan minyak itu ke lubang pantat gue dan kontolnya. Gak lama gue ngerasain ada sesuatu berusaha masuk di lubang pantat gue.

“Aaahhh.. jangan di pantat bang. Sakit”
“Udah loe diem aja deh. Tar juga keenakan hahaha”. Bener aja gak lama kemudian kontol Bos sudah masuk ke dalam pantat gue dan Bos langsung menggoyang kontolnya di Pantat gue. Ternyata memang benar kata Bos. Gak lama kemudian gue udah mulai nikmatin pantat gue dijadiin sasaran kontol Bos. Ketika lagi asik-asiknya gue liat Tono menyelinap di bawah gue dan menghadap ke gue. Gue gak sempet berpikir apa yang dia mau lakukan, karena gue sudah dibuai nikmatnya dientot di pantat.

Lalu Tono menaikkan pingganya, dan mengarahkan kontolnya ke arah memek gue yang emang lagi nganggur. Sadar Tono mau masukkin kontolnya, Bos mendorong gue supaya lebih rendah dan akhirnya badan gue terjepit diantara dua laki-laki besar itu. Gue rasain memek gue mulai disodok kontol Tono. Pelan tapi pasti kontol itu masuk juga dan benar-benar terasa nikmat kontol Tono yang besar itu. Sesaat kemudian mereka sama-sama menggoyang kontolnya keluar masuk pantat dan memek gue.

“Arrrrgghhh... Terusss..terusss... jangan berhenti” gue udah mulai meracau gara-gara nikmat yang luar biasa. Ditengah-tengah permainan mereka berdua serempak mencabut kontol mereka dari lubang pantat dan memekku. Tanpa sadar aku protes dengan keadaan itu.

“Loh koq dilepas bang? Lanjut bang... Enaaakk”

“hahaha.. Dasar perek lu. Tadi gak mau sekarang minta. Emang perek dasar lu” Gue udah gak peduli,yang gue pikirin adalah melanjutkan permainan. Ternyata mereka hanya ingin bertukar posisi. Tono di pantat gue dan Bos di memek gue. Setelah kedua kontol itu masuk ternyata kenikmatan kali ini lebih luar biasa. Karena kontol Tono yang lebih besar itu sekarang ada di lobang pantat gue. Mereka langsung menggoyang kontol mereka. Gue udah gak bisa ngitung berapa kali gue orgasme dikerjain sama mereka. Tapi yang jelas beberapa saat kemudian gue ngerasain kalo badan mereka mengejang dan mereka mengeluarkan lenguhan yang keras... Dan menghentak-hentakkan kontol mereka dalam-dalam. Bertanda kalao mereka sudah orgasme. Lalu mereka berdua mencabut kontol mereka dan mengarahkan ke mulut gue untuk dijilat sampai bersih. Setelah selesai mereka langsung berpakaian rapih dan keluar dari kosan gue.

“Hahaha.. Sampai jumpa perek.. Emang gue akuin memek dan pantat loe masih enak.” kata si Bos sebelum pergi. Gue sendiri masih terasa lemas dan masih bermandikan keringat dan sperma di badan gue. Jangankan untuk bersih-bersih dan pakai baju, untuk geser badan aja gue males banget.

Sampai akhirnya gue terbangun besoknya dan gue langsung membersihkan diri dan memakai baju. Karena hari ini Adit rencananya mau datang. Gue gak mau Adit sampai tau gue abis diperkosa walaupun akhirnya gue menikmatinya. Setelah gue rasa semua beres gue ngerokok sebentar sambil ngebayangin kejadian tadi malam. Gue memang menikmatinya tapi gue gak mau kalo kejadian itu berulang lagi. Nista buat gue. Gak lama kemudian Adit datang.

“Halo sayang” sambil mengecup bibirku dengan semangatnya dan tangannya meraba toketku.

“Bandel ah” kataku. Dia hanya cengengesan aja. Itu memang kebiasaanya ketika bertemu denganku. Lalu kulhat dia membawa sebuah kepingan CD.

“Apa itu yank?”

“Oh ini film buatan temenku. Dia yang maen katanya. Mau nonton?”

“boleh aja.”Lalu film pun dimulai. Tak lama berselang terlihatlah gambar dua orang laki-laki kekar dan berotot sedang bergumul dengan seorang perempuan montok dan ketiganya bugil. Setelah gue sadar ternyata itu adalah kejadian tadi malam. Gue langsung menoleh ke Adit sambil teriak.

“ADIIITT!”

“Itu Hukuman buat cewek yang suka membantah” jawabnya sambil tersenyum penuh kemenangan.

Blog, Updated at: 3:37 AM

0 comments:

Post a Comment

Kategori

Paling Populer

Daftar isi