Cerita Dewasa ABG SMU Pesta Seks - Kisah seru abg smu pesta seks. Sekarang aku akan menceritakan pengalaman seks terbaikku. Kejadiannya terjadi beberapa minggu yang lalu. Pada saat itu aku sedang bersama teman-teman sekelasku untuk perpisahan di Malang. Seluruh murid-murid kelas II F (kelasku waktu itu) ikut serta dalam kegiatan itu. Tidak hanya itu, wali kelas dan beberapa guru juga ikut. Ceweqku, Yenny, tentunya juga ikut. Perlu saya jelaskan kalau Yenny ini adalah gadis yang sangat gaul.
Dia sangat supel, menyenangkan, dan menganut kebebasan. Keadaan fisiknya sangat bagus. Wajah putih bersih, keturunan Indonesia-Cina, rambutnya cukup panjang... Kira-kira sepunggung, bentuk body-nya terbilang oke... Nggak terlalu tinggi, nggak terlalu pendek, nggak gemuk, juga nggak kurus. Beratnya sekitar 47-48 an. Bentuk buah dadanya nggak terlalu mengecewakan untuk ukuran anak SMU. Aku sendiri sering melakukan hubungan seks dengannya... Dia sangat asyik dan menggairahkan, agresif. Yang paling aku sukai dari tingkah lakunya saat nge-seks adalah teriakannya... Dia biasa teriak-teriak bebas tanpa ada yang disembunyikan... Hal inilah yang selalu menambah nafsu birahiku...
Kembali ke cerita. Si Yenny ini nggak bisa menginap di Malang, karena ada urusan keluarga. Jadi dia terpaksa pulang pada hari pertama. Aku sangat merasa kesepian saat dia pulang... Aku harus tinggal selama 3 hari tanpa Yenny. Padahal aku sudah merencanakan untuk nge-seks habis-habisan dengannya di Malang. Aku sangat iri sekali melihat kemesraan pasangan teman-temanku. Yang paling "hot" adalah pasangan Arie + Nanda dan Rexy + Sari.Pada hari kedua, Arie dan Rexy mendatangiku. Mereka berdua mempunyai rencana "gila"... Sangat GILA! Mereka berdua mengajakku melakukan pesta sex. Yang dimaksud dengan pesta sex ini adalah melakukan hubungan sex rame-rame dan berganti-ganti pasangan dengan dibumbui obat-obat perangsang, minuman, dan musik-musik yang memusingkan kepala. Mereka berdua bahkan sudah memesan kamar disalah satu hotel di Malang.
"Udah no, ikut aja... kamu boleh gasak Sari, nanti!" ucap Rexy pada saat itu. Ucapannya serasa membakar kupingku... Panas sekali. Sari adalah cewek yang sangat cantik... Aku sendiri sering membayangkan nge-sex dengannya.
"Iya no, ikut aja... Nanda juga online" tambah Arie yang semakin membakar telingaku. Terus terang, aku tidak bisa mundur karena "tertantang"... Namun aku sangat malas melakukan hubungan sexs semacam itu... Ganti-gantinya itu lho, jijik ah...
"Eh... Tapi Yenny nggak ada... Aku sama siapa dong?" tanyaku untuk mengelak. Mereka serentak menjawab gampang...
"Kamu sama Dhita aja!" kata Arie.
"Iya.... Dia kan ngebet banget sama kamu, no!" balas Rexy... Uhhh...Untuk yang satu ini aku nggak bisa mengelak. Dhita, Anindhita, adalah sahabat karib Yenny. Katanya... Katanya, lho... Dia itu suka sama aku. Tapi gimana, aku kan pacar Yenny... Kita akhirnya temenan aja. Biarpun begitu, aku sering curi-curi kesempatan untuk nge-date sama dia, walaupun nggak sampe nge-sex. Dhita ini nggak kalah kecenya sama Yenny.
Terus terang, wajah Yenny lebih unggul. Kulitnya juga putih, maklum, sama-sama keturunan Cina. Rambutnya dipotong sebahu, sedikit lebih pendek dari Yenny. Namun untuk masalah body, Yenny kalah telak. Anindhita punya postur tubuh yang sangat sensual. Mirip Cornellia Agatha lah... Sejujurnya, aku nggak mungkin ngajak Dhita untuk pesta-sex. Namun karena dorongan kedua temanku itu, maka, dengan serta-merta, aku mengajaknya kencan di Bar Hotel, dimana Rexy dan Arie sudah memesan kamar untuk battle-field.Kejadian itu terjadi pada malam harinya. Dhita langsung setujumenyambut ajakanku. Maka kami berdua segera berada di Bar hotel, mendengarkan live-music, sambil minum. Aku sengaja memasukkan obat perangsang, yang diberi oleh Arie, kedalam minumannya. Alhasil, reaksi obat tersebut mulai terlihat sekitar seperempat jam setelah Dhita meminumnya.
"Aduh, no, perasaanku kok aneh banget ya..." kata Dhita saat itu.
"Ah, mungkin kamu kebanyakan minum..." jawabku singkat.
"Gimana kalo kamu tiduran dulu sebentar..." kataku polos. Dia segera mengiyakan ajakanku. Akupun segera mengandengnya kekamar yang sudah dipesan Arie dan Rexy... Dhita tidak banyak tanya dan komentar. Ia hanya mendesah-desah pelan bersamaan dengan nafasnya yang semakin memburu. Hal ini sangat mengundang nafsu birahiku. Aku merangkul pundaknya dengan erat sambil jalan, diapun membalas dengan merangkulkan tangannya ke perutku. Kena nih! Kataku dalam hati...Aku sangat kaget melihat suasana kamar X itu. Ruangannya cukupbesar, ada dua spring bed ukuran double plus satu extra-bed ukuran double dilantai... Cukup besar untuk pesta-sex bertiga.
Aroma alkohol dan suara house musik mulai terasa ketika Rexy membukakan pintu untukku. Rexy sendiri sudah "telanjang" bulat saat aku masuk. Aku sempat melihat Arie dan Nanda sedang "main" di salah satu spring bed. Arie sedang berlutut di antara kedua belah paha Nanda. Tangan kirinya menekan perut Nanda, tangan kanannya membimbing kontolnya menuju kemaluan Nanda. Nanda menggelenjing-gelenjing keenakan sambil mengaduh sesekali. Rupanya pesta gila ini sudah dimulai pikirku. Setelah membukakan pintu, Rexy segera menuju kearah Sari yang sedang terlentang disofa. Rexy segera membuka paha Sari, menjilat tempik Sari dengan lahapnya. Sari hanya tertawa geli sambil mengigau. Rupanya Sari telah di"obat" oleh Rexy.
Melihat pemandangan seperti itu ditambah erangan-erangan Dhita, aku menjadi tidak tahan lagi. Seperti kesetanan, kugendong Dhita di extra-bed. Dhita tidak banyak protes, malah semakin mendesah-desah saat aku menidurkannya, rupanya dia benar-benar terangsang oleh pengaruh obat tersebut. Aku segera melepas ikat pinggang Dhita, dan memelorot Jeansnya. Aku sangat bernafsu melihat gundukan kecil ditengah-tengah celana dalamnya. Tanpa pikir panjang, akupun melepas celana dalam Dhita. Terlihat belahan vagina Dhita yang berwarna cokelat kemerah-merahan, jembutnya sedikit dan terlihat baru dicukur. Rupanya dia sangat merawat kemaluannya, sama seperti Yenny. Kubelai kemaluannya, Dhita hanya menggelinjing.
"Auh, geli no..." katanya pasrah. Karena tak kuat lagi, aku segera menjilat belahan vaginanya dari bawah keatas. Lalu aku mulai menjilati pahanya yang putih dan sekitar lubang vagina Dhita yang merah dan lembut. Cairan nya mulai mengalir keluar keselangkangannya. Aku segera menjilatnya. Rasanya rada keasinan dan berbau sangat khas, mirip seperti punya Yenny.
Dhita hanya tertawa-tawa kecil, sambil berkata "Stop! Stop!". Mendadak Dhita menjerit kecil ketika lidahku menyentuh klitorisnya. Ia mengerang karena keenakan.Setelah beberapa saat, aku merasakan kalau badan Dhita mulai mengejang. Vaginanya terasa bercenut-cenut. Tangan Dhita segera menjambak rambutku dan mengacak-acaknya. Tak berapa lama kemudian, mengalirlah cairan putih-kental dari vaginanya. Aku menghisapnya sampai habis. Dhita teriak keras sekali, ia membenamkan wajahku kedalam kemaluannhya, pantatnya diangkat keatas, setinggi mungkin. Beberapa menit kemudian, ia mulai tenang. Dengan nafas tersengal-sengal, ia mencoba untuk duduk. Aku sangat terkejut dan kaget... Takut kalau dia sadar dan marah akan perbuatanku.
"No... Fuck me, please..." katanya terbata-bata. Aku lega sekali. Iapun mencopot kaos ketatnya. Kemudian BH-nya. Kedua buah dada Dhita yang sangat indah menyembul keluar saat ia membuka BH-nya. Mataku sampai hampir copot melihat kemolekan tubuhnya... Luar biasa... Pasti ia sering nge-sex. Nggak mungkin ceweq SMU punya bentuk tubuh sebagus ini, kalo nggak sering dirempon.Aku pun segera melucuti pakaianku. Tak berapa lama kemudian bibir Dhita sudah aku kulum. Ia membalas dengan sangat ganasnya. Tangan Dhita gak tinggal diam. Digenggamnya kontolku sambil diusap dan dikocok perlahan dengan tangan kirinya. Tangan kanannya pegangin pantatku. Aku juga nggak mau kalah, tangan kiriku menyangga beban tubuhku, sementara tangan yang kanan kuajak buat mendaki dada Dhita. Aku pun segera masukin kontolku yang udah 100 % tegang kedalam tempiknya. Nggak terlalu sulit, mungkin karena cairan dari vagina Dhita yang masih terus mengalir dan kelenturan vaginanya yang kelihatannya emang udah sering dijebol orang. Aku goyang naik turun. Dhita hanya mengerang, mengaduh, dan mendesah. Beberapa saat kemudian, aku merasa kalo peju-ku mau keluar. Aku segera mencopot kontolku dari tempiknya. Lalu kusemprotkan cairan hangat itu keseluruh wajah Dhita. Dhita hanya menjilatinya. Ahhh.... Puas banget!
Akupun merebahkan badanku disebelah Dhita. Badanku lemas... Lalu kurasakan badan Dhita diangkat keatas. Aku segera bangkit untuk melihat apa yang terjadi. Rupanya Arie dan Rexy. Mereka menggotong tubuh Dhita ke atas spring bed. Mereka membalik tubuh Dhita. Dhita mencoba untuk berontak, namun usahanya sia-sia karena ditahan oleh tangan Arie dan Rexy. Sebenarnya aku kasihan banget sama Dhita. Aku tahu dia masih sangat capek. Tapi rupanya Arie dan Rexy udah kerasukan setan. Ari membuka pantat Dhita, dan memasukkan kontolnya lewat anus... Sungguh sadis! Sementara Rexy mencoba memasukkan kontolnya kedalam mulut Dhita... Dhita yang sudah pasrah, tidak mampu berbuat apa-apa, terpaksa menerima perlakuan "kasar" Arie dan Rexy.
"Akhhh... Enak sekali!" teriak Arie saat kontolnya masuk kedalam anus Dhita. Dhita tidak mampu mengaduh, karena mulutnya tersumpal kontol Rexy yang sekarang sudah maju-mundur. Aku hanya bisa melihat air mata Dhita yang mulai menetes. Aku merasa kasihan, namun tidak mampu melarang temanku.
Perlakuan Arie dan Rexy terhadap Dhita ini rupanya membangkitkan nafsu sex-ku lagi. Kontolku yang tadi offline, sekarang on dan semakin keras dan kuat. Aku melihat sekeliling, aku melihat Sari sedang terlentang diatas karpet. Dia masih terengah-engah... Aku tidak tahu apa yang sudah dilakukan Rexy terhadapnya. Bagaikan terasuki setan, akupun mendekatinya. Dia terlihat sangat sensual tanpa busana. Kakinya terbuka lebar, tangan kanannya memegang dada, sedangkan tangan kirinya terlentang didekat kepala. Kepala Sari sendiri menghadap kiri, matanya tertutup, mulutnya sedikit terbuka, rambut ikalnya tergerai tidak karuan. Berbeda dengan Dhita, kemaluan sari sangat kecil dan masih terlihat rapat, jembutnya banyak lagi. Body Sari juga nggak sebagus Dhita, dadanya kecil sekali, kaya punya Estella-nya Great Expetation. Walaupun badannya dipenuhi keringat, namun aku masih bisa melihat kecantikannya. Dia jauh lebih cantik dari Dhita, mirip seperti wajah Vonny-nya Bening Bisa kamu bayangkan betapa cantiknya keturunan Manado + Jawa. Akupun mulai jongkok didekatnya. Kubelaikan tanganku dari pahanya sampai pipi. Ia hanya mengerang. Aku semakin bernafsu.Segera kududukkan dia. Gila, tubuhnya lemas dan basah sekali. Kukulum bibirnya dengan penuh nafsu. Tampaknya ia sangat kecapaian, sehingga tak bisa membalas kecupanku. Bibirnya hangat dan basah. Oh aku benar-benar bergairah. Kembali kutidurkan dia terlentang, kubuka selangkangannya selebar mungkin. Ia mulai mengaduh.
"Rex... Sakiit!" katanya. Rupanya Sari mengira aku Rexy... Aku semakin benafsu. Kubuka selangkangannya lebih lebar, ia menjerit. Lalu kumasukkan kontolku kedalam tempiknya. Ia mengaduh keras sekali. Memang sempit... Kepala kontolku aja belum masuk semuanya. Tapi aku nggak ambil pusing lagi. Dengan "kasar" aku masukin aja kontolku... Sulit sekali rasanya... Sari berusaha berontak dengan menendang-nendang, dan memukulkan tangannya kebadanku... Aku semakin bergairah, serasa memperkosa ceweq!!!
"Oh... Shit... Fuck!!!" kata-kata itu terus muncul dari mulutnya yang mungil. Karena gemas kukulum mulutnya... Ia pun membalas dengan bernafsu. Badanku kugerakkan maju-mundur dengan pelan. Kubiarkan batang kontolku keluar, lalu kutekan keras kedalam. Sari sepertinya juga sudah menikmati rythmenya. Ia bisa mengimbangi gerakan kontolku dengan memaju-mundurkan tempiknya. Tak berapa lama, ia pun organsme seperti Dhita. Aku terus memompanya... Saat aku tidak tahan, aku mengeluarkan kontolku dan memasukkannya kedalam mulut Sari. Sari hanya mengulum separo dari kontolku. Akupun menembakkan pejuku didalam mulutnya.... Setelah itu aku manjatuhkan diri dan terlentang pasrah sambil narik napas panjang disebelah Sari. Sari sendiri masih terengah-engah. Pandangan matanya menerawang ke langit-langit kamar. Ia menoleh kearahku.
"Reno, Trims ya" katanya manis. Aku memeluknya... Samar-samar terdengar jeritan Dhita. Aku dan Sari mencoba untuk melihatnya, rupanya duet sadis Rexy dan Arie berakhir. Tinggal Arie aja yang masih mengenjot Dhita dari atas. Mungkin karena kecapaian, tak terasa kami berdua pun tertidur lelap.Aku terbangun karena merasakan sesuatu yang menggelikan di kontolku.
Aku mencoba membuka mata, eh, rupanya Nanda sedang asyik menghisap-hisap kontolku yang lagi berdiri dengan gagahnya. Aku melihat sekeliling, rupanya Sari tidur membelakangiku. Dhita dan Arie tidur berpelukan di spring bed. Rexy, mungkin terjatuh, tidur di extra bed. Aku kembali melihat Nanda... Ia tampak asyik sekali mengemut kontolku. Perlu aku jelaskan tentang spesifikasi fisik Nanda. Rambut Nanda cukup panjang, kira-kira sepanjang rambut Yenny. Wajahnya cukup manis, mirip seperti pemeran Cher-nya Clueless yang lagi diputer di SCTV. Bodynya nggak sebagus Dhita, tapi nggak sestandart Sari. Kulitnya kuning langsat, orang Jawa asli... Aku sangat terangsang oleh perbuatan Nanda. Tanpa sadar akupun menggerakkan kontolku maju-mundur. Nanda kaget dan segera menghentikan emutannya.
"Eh, udah bangun ya..." katanya kaget. Aku segera duduk dan melihat wajahnya seksama... Manisss sekaleee!!!
"Kalo mau gitu, bangunin aku dulu dong." protesku.
"Wah, aku nggak tega... kamu kan habis bertempur sama Sari!" katanya.Aku hanya tersenyum spontan... Kubelai rambutnya...
"Gimana, mau dikerjain?" tanyaku. Ia mengangguk sambil tersenyum.Kali ini posisi kita lain dengan yang lainnya. Nanda minta agar diayang diatas, aku menyanggupinya. Aku tidur terlentang di salah satu spring bed, sementara Nanda mengemut kontolku. Ia tidur tengkurap diatasku, berlawanan arah denganku...
Posisi 69. Jadi aku mendapat kesempatan untuk menghisap tempiknya. Tempik nanda sangat indah, warnanya mirip dengan kulitnya, namun agak gelap. Jembutnya pendek-pendek dan tidak selebat Sari...
Rupanya ia juga rajin merawat tempiknya. Ia menghisap dan mengemut kontolku dengan ganas, jika aku gamas dalam menghisap tempiknya. Aku menghisap-hisap cairan dari tempiknya, sambil menggigit-gigit klitorisnya. Nanda pun melakukan hal yang nggak kalah serunya. Ia mengulum kontolku penuh, lalu menarik mulutnya, sampai tinggal kepala kontolku saja yang terendam dalam mulutnya, lalu mengulumnya penuh lagi...
Mirip nege-sex cuman dilakukan dengan mulut.Kami organsme hampir bersamaan. Aku menghisap semua cairannya, demikian juga dengan dia. Kira-kira seperempat jam kemudian kami bertempur seru. Aku tidur terlentang, sementara dia yang berada diatasku dengan duduk dan berusaha membenamkan kontolku kedalam memeknya secepat mungkin. Tanganku dan tangannya bergandengan. Suara-suara desahan dan erangan kami berdua mengisi ruangan itu. Nanda adalah ceweq yang terkuat diantara ketiga ceweq lainnya. Dia bisa main sampai tiga ronde. Aku benar-benar kualahan menghadapinya.
0 comments:
Post a Comment