Cerita Dewasa Asal Tante Senang Bagian 1 - Cerita saya ini hanyalah fiktif belaka, bila ada kesamaan, itu hanyalah kebetulan. Saya cowok yang masih single. Saya bekerja seruangan dengan seorang cewek cantik. Dia atasan saya, orangnya cantik dan montok menggoda. Dia suka membuat kemaluan saya naik terus, karena memang dia punya hobby melakukan hubungan seks. Dan kebetulan, saya juga punya hobby yang sama, tetapi tidak semaniak dia. Hampir tiap hari dia bermain seks dengan cowok yang disenanginya, bahkan saya sendiri sering diajak bermain dengan dia. Disamping saya senang dan menikmati tubuhnya yang aduhai itu, saya juga tidak berani menolak perintahnya. Pokoknya asal ibu senang. Dan saya dijanjikan naik pangkat, dan tentu saja gaji naik juga dong plus bonus tubuhnya yang montok itu.
Dia orangnya cantik, meskipun umurnya jauh di atas umur saya. Karena dia selalu suka memakai rok 'super' mini warna putih transparan, maka saya tahu kalau dia tiap hari tidak pernah memakai celana dalam. Yang saya heran, ketika dia ada di luar ruang kerja, dia selalu memakai rok biasa bahkan pernah pakai celana. Tetapi ketika ada di ruang kerja kami, dia selalu memakai rok 'super' mini itu. Jadi kalau ada sesuatu yang dia butuhkan, dia selalu minta tolong saya yang mengurusnya.
Meja kerjanya berada persis di depan meja kerja saya, jadi saya bisa melihat apa yang dikerjakannya. Tiap menit dia selalu memancing nafsu saya. Dia sering pura-pura lihat suasana di luar jendela, padahal dia ingin memperlihatkan kemontokan pantatnya yang super montok itu. Lalu dia pura-pura melihat hasil kerja saya sambil mendekati saya, terus dia menundukkan kepalanya, lalu yah terlihat jelaslah payudaranya yang tergantung bebas tanpa halangan dari BH. Dia goyangkan badannya, maka bergoyanglah payudara itu kiri-kanan-kiri. Tapi yang paling parah, dia pura-pura menjatuhkan pena di lantai, terus dia jongkok membelakangi saya. Ketika dia menunduk, roknya tersingkap ke atas, jadi terlihatlah pantatnya yang montok putih dan kemaluannya yang putih kemerahan dengan bulu yang tampak menantang untuk dijamah.
Ketika dia sudah mengambil penanya, eh.. dijatuhkannya lagi, terus nungging lagi. Lagi-lagi dia goyangkan pantatnya maju-mundur, bawah-atas. Lalu dia merenggangkan kakinya, sehingga kemaluannya yang lezat itu merekah bagai bunga 'mawar' dan begitu seterusnya. Hingga saya tidak tahan akan kelakuannya itu. Langsung saja saya mendekatinya, terus saya raba-raba kemaluannya. Dan ternyata, ohh.. dia menikmati sentuhan-sentuhan yang saya berikan.
Saat ini saya bekerja dengan lidah saya. Saya jilati sedikit kacangnya dan di "suck" agar basah. Tidak sampai dua menit sudah tampak ada cairan bening di liang senggamanya. Karena kejantanan saya sudah tidak tahan, lalu saya masukkan batang kemaluan saya ke liang kewanitaannya. Dia mendesis, meronta, mengerang nikmat (3M), demikian juga saya. Hangat dan lembab saya rasakan di sekitar kemaluannya yang ranum itu.
Lalu saya mulai goyang kiri dan kanan, maju-mundur dan kadang-kadang saya putar. Dia benar-benar hebat dalam merangsang birahi saya. Setelah saya agak pasif dalam gerakan yang saya lakukan karena sudah hampir terasa menuju klimaksnya, dia dengan perkasa menggoyang tubuhnya maju-mundur, kanan-kiri dan berputar dengan garang.
Sementara saya semakin berat menahan orgasme, akhirnya, "Bu boleh keluarin di dalam..?" kata saya meminta persetujuannya.
"Boleh aja sayang, emang sudah hampir, ya..?" katanya sambil terus menggenjot pantatnya maju-mundur.
"Ya, Bu.." kata saya sambil meringis menahan nikmatnya permainan kami.
"Kita sama-sama ya, hmm.. ohh.." desisnya.
Dengan sisa tenaga yang ada, saya menggoyangkan lagi tubuh saya sampai terasa enak, karena orgasme saya sudah sampai ke dekat pintu helm "NAZI" saya. Lalu saya peluk dia dari belakang sambil saya remas dadanya.
Dan, "Cret.. cret.. cret cret.." air mani saya muncrat di dalam lubang senggamanya.
Dan dia pun merintih, "Ohh yes..!" dan lalu mencengkeram kursi dengan erat serta badannya bergetar dan menegang, rupanya dia klimaks juga.
Dengan kemaluan kami yang masih bersatu, saya tetap memeluk dia dari belakang. Dia tersenyum puas, lalu melumat bibir saya. Dia bilang batang kemaluan saya enak sekali dan dia kangen kalau tidak dimasuki kemaluan saya sehari saja.
Tidak lama dengan posisi itu, saya kemudian memeluk pinggangnya kuat-kuat dari belakang sambil merintih, "Akhh.. akhhgg.." dan lalu di dinding kewanitaannya saya berikan rasa hangat karena semprotan sperma saya tadi.
Tidak ada tandingan rasa enak yang lain yang dirasakannya saat itu kata dia, tapi dia harus buru-buru merapikan baju dan mencuci kemaluannya. Setelah permainan itu lemas sekali tubuh saya dan tidak bisa kerja lagi. Soalnya sambil berdiri sih. Enak juga lho making love di kantor. Apalagi kalau lembur, jangan dibilang lagi dech, bisa-bisa di meja kerja, di WC, di lift, di lantai atas gedung atau juga di dalam mobilnya juga bisa, rasa takut ketahuan itu selalu ada, tapi kenikmatannya lain dari pada yang lain, pokoknya sensasinya lain.
Malamnya saya diajak ke pub. Setelah jam dua belas malam, saya ajak dia pulang. Dia saya tuntun ke mobil, karena dia mulai mabuk akibat terlalu banyak mengkonsumsi minuman dan saya mengantarkan ke apartemennya. Saya bingung, mengapa dia tidak pulang ke rumahnya sendiri, mengapa kesini. Saya mengantar sampai ke dalam kamarnya di lantai 7, saya sempat beristirahat sejenak di sofanya. Dia bangun dan menghampiri saya untuk mengucapkan terima kasih dan selamat malam, tetapi tubuhnya jatuh ke dalam pelukan saya, sehingga nafsu saya untuk meng'anu'nya mulai bangkit.
Bersambung ke Cerita Dewasa Asal Tante Senang Bagian 2
0 comments:
Post a Comment